File: Industri Pertahanan
Category: editorial October 07, 2019. Credit:DESCRIPTION (EN)
Workers are busy completing making the P-100 bomb casing (practice) in the workshops of PT Sari Bahari, Malang Regency, Friday (4/9). Hundreds of P-100 bombs (practice) will be used as training bombs for Sukhoi fighter jets of the TNI Air Force, so that they have sufficient experience. Warnings of the 68th TNI Anniversary on October 5, 2013, and the ratification of Law No. 16 of 2012 concerning The Defense Industry by the government has become a valuable momentum for the domestic private industry in the field of manufacturing defense and security equipment to play a role in fulfilling the needs of the TNI's defense equipment. Besides having the business potential of this industry, it also opens new jobs. Because in the Defense Industry Law it is clearly stated, that the TNI as a user is obliged to use domestic defense and security equipment to avoid dependence on foreign countries. -JP / Wahyoe Boediwardhana / Adi / 19
DESCRIPTION (ID)
Para pekerja tengah sibuk menyelesaikan pembuatan casing bom P-100 (practice) di bengkel kerja PT Sari Bahari, Kabupaten Malang, Jumat (4/9). Ratusan bom P-100 (practice) ini akan dipergunakan sebagai bom latih pilot-pilot tempur pesawat jet Sukhoi TNI Angkatan Udara, sehingga memiliki pengalaman cukup.Peringatan HUT TNI ke-68 pada 5 Oktober 2013, serta disahkannya UU No.16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan oleh pemerintah, menjadi momentum berharga bagi industri swasta dalam negeri di bidang pembuatan alat peralatan pertahanan dan keamanan ikut berperan memenuhi kebutuhan alutsista TNI. Selain memiliki potensi bisnis industri ini juga sekaligus membuka lapangan kerja baru. Karena di dalam UU Industri Pertahanan jelas disebutkan, bahwa TNI sebagai pengguna wajib menggunakan alat peralatan pertahanan dan keamanan produksi dalam negeri untuk menghindari ketergantungan dari negara luar. -JP/Wahyoe Boediwardhana/Adi/19
